News Update :

Dalihan Na Tolu mulai "Terkikis"

Senin, 09 Desember 2013

MULAJADI

Suku batak memiliki konsep adat berdasarkan kekerabatan dan kekeluargaan, biasa disebut dengan "Dalihan Na Tolu". Konsep ini mengajarkan bahwa orang batak harus mengetahui struktur keluarganya sejak dilahirkan ke bumi dan sering kali dibuat seperti model tarombo.

Dalam model Dalihan Na Tolu ini diterangkan bahwa :

  1. Hula-hula merupakan kelompok yang menempati posisi paling atas, yaitu posisi yang harus dihormati oleh seluruh orang Batak secara khusus Batak Toba. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pihak keluarga dari istri dan dalam istilah batak dapat dikatakan "Somba mar hula-hula".
  2. Dongan Tubu adalah kelompok yang posisinya sejajar, misalnya saudara satu marga. Kelompok ini adalah kelompok yang rentan terhadap perpecahan. Untuk itu, budaya Batak Toba mengenal konsep Manat Mardongan Tubu, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan. salah satu kisah perpecahan yang sering terjadi di Samosir saat ini adalah perkara masalah tanah. tidak jarang ditemukan sesama saudara na "Mardongan Tubu" akan terjadi persoalan bahkan hingga ke pengadilan.
  3. Boru adalah kelompok yang menempati posisi bawah, artinya kelompok ini umunya dikasihi (Elek Morboru). Adapun yang termasuk kelompok ini adalah saudara perempuan dari suami disebut dengan "Ito" dan dari pihak Bapak disebut dengan "Namboru".
akan tetapi ketiga falsafah ini kini sepertinya diambang kehancuran, sebab falsafah yang sangat dijaga ketat oleh leluhur orang batak dahulu mulai terkikis. Hal ini terjadi oleh banyak faktor seperti :

  • Faktor Politik
  • Faktor Ekonomi
  • Faktor Agama
  • dll
Ketiga faktor di atas umunya sangat mempengaruhi "Dalihan Na Tolu". Misalkan saja untuk faktor Poltik, tidak jarang terjadi perpecahan dalam jangka panjang akibat politik yang "membabibuta" bahkan hal ini pernah terjadi di Samosir. begitupun faktor ekonomi, terkadang miris rasanya ketika melihat seorang hula-hula "dicuekin" atau tidak dihormati/ dihargai oleh karena hula-hula tersebut berlatar belakang dari ekonomi lemah, hal tersebut sering terlihat ketika di paradatan maupun di acara-acara keluarga.

Hingga akhirnya penulis membuat tulisan ini, dengan harapan agar Dalihan Na Tolu tetap dipertahankan hingga dunia ini berakhir. sebab Dalihan Na Tolu merupakan Pondasi terkuat di dalam suku Batak secara khusus batak toba.

Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentar yang diberikan tidak mengandung Sara dan Tendensius

 

© Copyright Majalah Mulajadi